Rabu, 19 Agustus 2015

Menulis itu susah. katanya,,

Ya menulis itu susah. Kalimat-kalimat di alam pikiran yang luarbiasa itu tiba-tiba hilang. Menguap. Lenyap. Meninggalkan saya yang kemudian bengong terpaku depan monitor dengan lengan kokoh terbentang diatas keyboard.
Garuk kepala yang tidak gatal. (Tanda frustasi)
Barusan, terbayang betapa luarbiasanya kalimat tadi yang melayang-layang datang mencolek menggoda meminta dilahirkan dalam prosa indah nan romantis untuk persembahan kepada sang gadis manis yang punya lesung pipit yang aduhaiii... manis.
Menulis itu susah..
Menyisakan saya yang sekarang menjambak rambut sembari menggeretakkan gigi karies karena geram.
Sumpah. Demi rasa pegal yang saya tanggung; mengayuh sepeda rumah-kantor-rumah. Saya hanya ingin menulis.
Betulan, tadi kata-kata itu begitu lucu begitu jujur bikin saya senyum-senyum simpul.
Ah, sudahlah. Sekiranya nanti kita bertemu lagi saya janji tak akan seperti ini lagi. Saya akan sigap menyambar pena dan buku demi menangkapnya agar tak lari lagi.

0 comments:

Posting Komentar