Selasa, 24 Januari 2017

Manusia PANCASILA

Pancasila adalah dasar ideologi negara Indonesia. Bung Karno menyatakan bahwa pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia secara turun-temurun yang sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.

Dalam butir-butir pancasila memandang manusia utuh sebagaimana manusia itu seharusnya. Butir pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, setiap orang Indonesia bebas memilih dan melaksanakan ibadah berdasarkan agama yang diyakininya. Kemudian setiap agama meng-Esa-kan Tuhan. ketika setiap manusia indonesia meletakkan Tuhan dalam hatinya bukan harta, jabatan, atau kenikmatan-kenikmatan sementara maka akan dengan sendirinya tercipta Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Mustahil seseorang melakukan dosa ketika ada Tuhan dalam dirinya.

"Dahulukan adab daripada ilmu. Dahulukan adab daripada ilmu." Pesan guruku semasa hidupnya dulu. Rasanya tak kurang-kurang stok orang pintar yang kita miliki. Tapi, jarang sekali orang yang memiliki budi pekerti. Sebetulnya ada banyak, tapi, biasanya mereka tersembunyi dan jarang mengekspos diri. Manusia yang tinggi adabnya maka tinggi ilmunya, miskin adab miskin pula ilmunya. Mendahulukan ilmu daripada adab menjadikan manusia tidak tahu bagaimana bersikap adil. Padahal Ilmu pasangannya amal. Bagaimana mau beramal kalau sombong. Keadilan tidak akan pernah ada jika manusianya tidak beradab. Barulah bisa adil kalau beradab.

Dalam sila kedua jelas sekali membahas tentang bagaimana kita memanusiakan manusia. Sesuatu barulah disebut ilmu ketika ia sudah diamalkan. Ilmu yang tidak diamalkan masih sebatas wawasan. Hanya kebetulan dia lebih dulu tahu.

Persatuan Indonesia, tak perlu disuruh, otomatis saja. saat kita bisa menghargai orang lain apapun agama dan latar belakangnya mau petani, buruh, akademisi, polisi, orang kaya, orang miskin semua sama. kemudian yang berlebih menghargai yang kurang, sebaliknya, yang kurang menghormati yang memang berlebih, tidak terburu-buru menghakimi dan setiap orang tahu apa peran dan fungsinya masing-masing.

Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan, Bagaimana tidak khidmat negara kita ketika pemimpin dan wakil rakyat yang dalam hatinya hanya Tuhan dan empati pada rakyat. Saat itu Indonesia telah menjadi negara ideal dengan memberikan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Keadilan pula bagi alam, hewan dan tumbuhan, menjadi rahmatan lil’alamin. Aamiin.

0 comments:

Posting Komentar