Rabu, 25 Januari 2017

Pesan Cinta Dari Papua

Kabwabiap: selamat pagi dalam bahasa daerah genyem papua sekitaran sentani.
"Kabwabiap bapa' su mo berangkatkah?"
"Kabwabiap! Iya mace. Su mau berangkat."
Sapaan ramah ini selalu mengiringi setiap perjalanan kami ketika lewat depan rumah yang kebetulan mace dan pace sedang aktivitas depan rumah. Memberi makan peliharaan babi, anjing atau sedang sarapan ngunyah sirih pinang.
Babi disana dilepas bebas berkeliaran. Jelas, bukan pemandangan biasa di jakarta. Agak ngeri gimana gitu. Awalnya.
Beberapa hari lagi bulan romadhon saya yang muslim tentu melaksanakan puasa. Aktivitas makan siang hilang sudah. Mengetahui saya akan puasa Joseph salah satu TL (tenaga lokal) menghampiri saya kemudian bilang
" bapak besok saya mau ikut puasa."
"Loh, tidak usah om. Nanti tidak kuat kerja."
"Tidak papa mo, bapak tidak makan saya juga tidak bisa."
"Saya sudah biasa om. Tapi, terserah om kalau nanti tidak kuat om makan ya."
"Ah, tidaak. Saya kuat."
"Oh, yasudah.."
Aktivitas puasa tidak merubah alur pekerjaan, tetap seperti biasa. Tetap harus kirim laporan progress setiap malam.
Hari pertama puasa tiba. Ah, tidak ada makan siang hari ini.. melirik om yoseph
"puasa om?"
Dibalas senyum dikulum.
Saya acungkan ibu jari seraya berkata "mantaap!!"
Selama dilapangan saya jadi lebih memperhatikan om Joseph karena sebagai TL beban pekerjaan mereka itu berat. Saya akui memang berat. Mulai dari membawa peralatan, memandu arah menuju lokasi, dan merintis jalur. Om Joseph saya perhatikan mulai loyo tapi kekeuh mau buka maghrib nanti, karena sebelumnya sempat saya persilahkan minum atau makan.
Hari mulai sore dan kami bersiap kembali ke rumah. Targetnya paling tidak maghrib sudah sampai dirumah buat buka puasa.
Ada dua kenikmatan orang berpuasa:
1. Ketika ia berbuka
2. Perjumpaannya dengan Tuhannya.
Setelah seharian kita menahan lapar. Pastinya, Om Joseph begitu menikmati menu buka puasa hari itu.
"Om kalo mau puasa itu jangan lupa sahur.. hahaha.. besok puasa lagi?"
Sambil berbisik "Bapa' saya mohon izin besok tidak ikut puasa."
"Hahaha.. sipp! Tidak apa-apa."
______________________________________
Saya sangat menghargai sikap om Joseph​ yang bisa dikatakan sangat menghormati kami yang berpuasa. Sebuah pembelajaran yang sangat berharga bagi saya tentang sebuah toleransi yang belum tentu dirasakan orang lain. Hari ini memperingati 25 Desember saya ucapkan SELAMAT NATAL untuk kawan, sahabat yang merayakan. Salam.

0 comments:

Posting Komentar