Teman-teman yang mengenal saya
dengan sangat baik meskipun diantara mereka ada yang tidak saling kenal. Tapi,
saya yakin meskipun begitu mereka pasti sepakat tentang satu hal. “Jangan pernah percaya sama rekomendasi
saya soal makanan atau tempat makan yang enak.” Bukan sekali atau dua kali setiap saya
merekomendasikan makanan atau tempat makan yang menurut saya enak selalu
berakhir dengan kerutan dahi dan sorot mata tajam interogatif. “ini
bud yang kata lo enak?” saya akui makanan itu tidak seenak dan senikmat
ketika saya makan dulu. Entahlah, Karena hal ini saya dicap, dilabel bahwa
kriteria makanan menurut saya itu cuma dua. Satu, enak. Dua, enak banget.
Well, saya tidak menampik
pernyataan tersebut. Selain enak dan enak banget ada satu lagi yang mereka
sebenarnya tidak tahu. Satu kriteria yang mereka tidak tahu itu adalah ‘bukan
makanan’ lebih jelasnya, bukan jenis makanan yang bisa saya makan. Wow!! Jenis makanan apa kiranya yang
tidak saya makan?? Ada, ada banget jenis makanan yang tidak saya makan. Sebagai
muslim, saya tentu tidak makan makanan yang dilarang kan? ^^
Sudah satu atau dua bulan ini
saya memfavoritkan nasi bebek khas madura. Dalam satu minggu bisa 3 kali saya
menjatuhkan pilihan menu nasi bebek khas madura ini. Alasannya sederhana, saya
tidak perlu berlama-lama antri dan menuggu pesanan karena bebeknya sudah
digoreng dan rasanya juga ‘enak’. Namun, akhir-akhir ini warung langganan nasi
bebek khas madura saya tidak lagi menyediakan bebek yang sudah digoreng. Dia baru
akan menggoreng bebek ketika ada orang yang beli. Mungkin maksudnya supaya
bebeknya masih hangat saat akan disantap. Jadi, sekarang setiap beli nasi bebek
khas madura saya harus menunggu. Cuma sebentar, dan saya tidak bermasalah
menunggu.
Satu kali abang saya yang
kebetulan sedang datang kerumah nitip beli makan malam. Saya bilang “mau nasi
bebek kak?”. ”nasi bebek boleh juga”. Kemudian kami berdua menikmati nasi bebek
khas madura di rumah dan sambil makan saya menceritakan alasan kenapa saya
menyukai nasi bebek khas madura ini. Saat selesai makan saya penasaran apa
pendapat abang saya tentang nasi bebek khas madura yang barusan kita nikmati.
“cik, kita ini makan Cuma supaya jangan lapar. Bismillah aja.”
Deg! Saya tercerahkan dari premis
sederhana dan menghangatkan dada. Jawaban yang saya tunggu sekian lalu. Bahwa kita
makan memang Cuma supaya jangan lapar.
Etapi, beneran enak kan nasi bebeknya kak?
0 comments:
Posting Komentar